Motivasi Franz Aztani yang memiliki 10 gelar akademik untuk mencalonkan diri sebagai hakim MK dipertanyakan oleh tim pakar dan anggota Komisi III. Dalam uji kepatutan dan kelayakan hakim MK, rentetan gelar Franz beberapa kali dipertanyakan.
"Gelar Bapak banyak. Bila bapak tidak mengamalkan dengan banyak menulis dan mengajar, Tuhan akan menghukum bapak. Saya melihat bapak pernah jadi calon rektor UI juga. Daftar jadi calon hakim MK lg, sebenarnya bapak mau jadi apa?" tanya anggota tim pakar Husni Umar di Gedung DPR, Senayan, Jakpus, Selasa (4/3/2014).
Franz kemudian menjawabnya dengan meminta agar masyarakat tak terlalu melihat gelarnya. Ia mengungkapkan bahwa ia masih memiliki kemampuan lainnya.
"Tolong jangan dipandang gelarnya banyak jadi bebannya banyak. Gelar hanya 20%, jejaring 40%, dan 20% kemampuan lain, misalnya persuasif. Saya setuju bahwa gelar harus direalisasikan," jawab Franz.
Anggota Komisi III Bambang Soesatyo juga mempertanyakan tentang rentetan gelar Franz tersebut.
"Apakah gelar-gelar ini sama dengan motivasi menguber posisi hakim MK. Hanya untuk memenuhi biografi saudara?" tanya Bambang.
"Berapa pun gelar tetap hanya sebesar 20%. Motivasi saya, dasarnya dari keluarga. Saya ingin mendorong agar generasi muda Indonesia mengejar pendidikan. Gelar ini untuk menambah aset pengetahuan yang berbeda," jawab Franz.
Bambang sempat mengangkat kasus Margonda Residences yang melibatkan Franz Astani selaku notaris. Namun Franz menegaskan bahwa ia bukannya menghindar, namun memang bukan bagiannya.
"Saya dapat laporan, betul Anda notaris di Margonda Residence, tidak beres-beres dan Anda selalu mengelak?" tanya Bambang.
"Saya tidak menghindar tapi bukan tugas saya. Ini misunderstood, harusnya tugas developer," jawab Franz.
Namun ternyata Bambang tetap menilai bahwa sikap Franz kurang tepat.
"Saya simpulkan ini bukan sikap negarawan dalam menghadapi masalah," pungkasnya.
Komisi III melaksanakan fit and proper test untuk calon hakim MK sejak Senin (3/3) hingga Rabu (5/3) dengan didampingi 8 orang tim pakar. Sebanyak 11 orang calon hakim diseleksi untuk mencari pengganti Akil Mochtar yang ditangkap KPK dan Harjono yang akan pensiun.
"Gelar Bapak banyak. Bila bapak tidak mengamalkan dengan banyak menulis dan mengajar, Tuhan akan menghukum bapak. Saya melihat bapak pernah jadi calon rektor UI juga. Daftar jadi calon hakim MK lg, sebenarnya bapak mau jadi apa?" tanya anggota tim pakar Husni Umar di Gedung DPR, Senayan, Jakpus, Selasa (4/3/2014).
Franz kemudian menjawabnya dengan meminta agar masyarakat tak terlalu melihat gelarnya. Ia mengungkapkan bahwa ia masih memiliki kemampuan lainnya.
"Tolong jangan dipandang gelarnya banyak jadi bebannya banyak. Gelar hanya 20%, jejaring 40%, dan 20% kemampuan lain, misalnya persuasif. Saya setuju bahwa gelar harus direalisasikan," jawab Franz.
Anggota Komisi III Bambang Soesatyo juga mempertanyakan tentang rentetan gelar Franz tersebut.
"Apakah gelar-gelar ini sama dengan motivasi menguber posisi hakim MK. Hanya untuk memenuhi biografi saudara?" tanya Bambang.
"Berapa pun gelar tetap hanya sebesar 20%. Motivasi saya, dasarnya dari keluarga. Saya ingin mendorong agar generasi muda Indonesia mengejar pendidikan. Gelar ini untuk menambah aset pengetahuan yang berbeda," jawab Franz.
Bambang sempat mengangkat kasus Margonda Residences yang melibatkan Franz Astani selaku notaris. Namun Franz menegaskan bahwa ia bukannya menghindar, namun memang bukan bagiannya.
"Saya dapat laporan, betul Anda notaris di Margonda Residence, tidak beres-beres dan Anda selalu mengelak?" tanya Bambang.
"Saya tidak menghindar tapi bukan tugas saya. Ini misunderstood, harusnya tugas developer," jawab Franz.
Namun ternyata Bambang tetap menilai bahwa sikap Franz kurang tepat.
"Saya simpulkan ini bukan sikap negarawan dalam menghadapi masalah," pungkasnya.
Komisi III melaksanakan fit and proper test untuk calon hakim MK sejak Senin (3/3) hingga Rabu (5/3) dengan didampingi 8 orang tim pakar. Sebanyak 11 orang calon hakim diseleksi untuk mencari pengganti Akil Mochtar yang ditangkap KPK dan Harjono yang akan pensiun.
0 comments "Gelar Dr Dr Ir Franz SH MKn SE MBA MM MSi CPM Jadi Sorotan Anggota DPR", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment